Sabtu, 07 November 2015

Being A Kpoper(s) Is Not A Sin

Greetings to all my kpopers friends, to all kpop haters, and to all my (denial) kpopers friends out there.

According to Wikipedia, K-pop (an abbreviation of Korean pop; Hangul케이팝; Readkei-pap) is a musical genre originating in South Korea that is characterized by a wide variety of  audiovisual elements.

Kpoper itself means a person who "doing" the kpop thing, or you can simply say a person who loves kpop. I am a kpoper.

Kebanyakan orang yang bukan kpoper biasanya menjadi anti-fans atau anti-kpopers, mereka yang masuk ke dalam kategori anti-kpopers ini bukan cuma ngga suka sama lagunya atau bahasanya, mereka juga menghina artis kpopnya bahkan ikut menghina si kpopers itu sendiri and mostly they're guys. Banyak banget alasan mereka untuk mulai menghina kpop, dan respon yang bisa gue berikan adalah sebagai berikut:

- H: "Kok cowok begitu sih penampilannya rambut diwarna warnainlah. IH!"
  M: "Mereka penampilannya begitu aja sekali ngedipin mata yang histeris bisa ribuan cewek, nah lo apaan? Punya cewek aja ngga"

- H: "Tapi mereka ngedance ngedance gitu deh makin kayak bencong"
  M: "Come on, dude. Kalo mereka kayak bencong kenapa fans mereka cewek semua???"

- H: "Mereka fix gay sih!"
  M: "Do you have any evidence that they're gay?"


BOOM! IN YOUR FACE, DUDE!

Dan masih banyak lagi celaan celaan yang diberikan para anti-kpopers yang basically kebanyakan temen gue sendiri.

Nah tadi udah bahas tentang anti-kpopers, sekarang gue mau bahas tentang orang orang yang "malu" untuk mengakui kalau dia suka kpop. Dulu, gue adalah orang yang ngga suka kpop, hampir mengarah ke anti-fans, but look at me now lol. Ternyata setelah gue lemesin dan menerima semua racun kpop dari temen kuliah gue, jadilah akhirnya gue kepo sendiri, googling sendiri, dan menjadi die-hard fans. Lalu, gue mulai mencoba meracuni temen rumah gue, pertama mereka juga ngga suka, setelah "dilemesin aja" akhirnya kena juga jadi die-hard fans macam gue.

Semakin kesini, banyak artis kpop yang mulai naik namanya karena hits hitsnya yang catchy. Especially, BIGBANG! You just can't deny the quality of their songs in every single album they have made. Dan jadinya semakin banyak orang yang mulai mendengarkan lagu lagu kpop, tapi...........denialnya itu loh! This is how they denied it (based on true story):

- H: "Ih aku cuma suka sama Sehunnya EXO doang, yg lainnya engga"
  M: "Oh gitu hmmmm *cengar cengir*"
Beberapa bulan selanjutnya, doi jadi suka semua anggota boyband itu dan ngulik sampe ke dalem dalemnya, bahkan ngomong "gue malu inget dulu denialnya parah banget"

- H: "Aku cuma suka GDnya doang"
  M: "Ya ya ya"
Berikutnya, dengerin lagu BIGBANG sampe diulang lebih dari 10 kali.

- H: "Ngga jen, aku cuma suka running man doang"
  M: "Oh okay" (yang ini bisa diterima)
Tapi ujungnya dengerin lagu SNSD sama ngulik koreonya sekalian, bahkan dateng ke konsernya.

- H: "BIGBANG itu bukan kpop"
  M: "Ngajak berantem ya?"

Mengutip salah satu quote dari orang yang sangat denial yang gue kenal: "Sebenernya orang yang ngga suka kpop terus jadi suka kpop, amannya bilang aja mereka suka BIGBANG". Karena kalau pendapat gue adalah BIGBANG is "kpopless" than the other kpop stars. Kalau denger yang kayak gitu sih kepengen ketawa aja, harusnya lemesin aja ngga sih? Maaannn, being a kpopers is not a sin.

Kamis, 29 Oktober 2015

A Message For The Anti-Social Being



"Kenapa sih kamu main game terus??!!"

"Lah emang kenapa?!"

"Ya aku kan jadi dicuekin terus!"

"HAH! Kamu aja baca buku mulu ngediemin aku!"

Itu adalah contoh percakapan dahulu kala dari pasangan yang sedang bingung sebenernya, karena bingung jadi berantem. Bingung kenapa ya? Kalo diperhatiin sekali lagi, mereka sama-sama salah, sama-sama memperdebatkan hobi masing-masing yang ujungnya bikin cuek-cuekan. Kan hobi ditekuni karena suka, seneng, dan puas waktu dilakukan, terus kenapa jadi bikin berdebat atau bahkan berantem ya?

Sebenernya cerita kali ini hampir nyerempet ke topik post gue sebelumnya yang judulnya "Judgemental People". Tapi yang ini dalam konteks yang lebih spesifik yaitu "Hobi". Pasti semua orang punya hobi, ya kan ya kan? Pasti punya lah ya, yang namanya hobi kan pasti pengennya dilakuin terus terusan, nah baik ga sih sebenernya kalo kayak gitu?

Jenis hobi yang mau gue bahas disini adalah hobi yang membuat seseorang jadi ngga berinteraksi sama lingkungan sekitarnya, contohnya hobi main game, baca buku, mainin handphone, dan lain-lain. Kayak percakapan di atas, bisa kita simpulkan kalau si cowok hobi main game yang menjadikan si cowok nyuekin pacarnya, padahal alasannya si cowok adalah karena ceweknya asik baca buku dan nyuekin cowoknya. Jadi siapa yang salah? Kalo menurut gue yang salah adalah individu yang protes duluan, karena tanpa disadari bahwa si tukang protes itu melakukan hal yang menjadi bahan protesnya duluan.

Contoh selanjutnya adalah hobi main handphone. Sebenernya gue pribadi ga terlalu suka sama orang yang suka mainan handphone padahal orang itu lagi ada di tengah-tengah kerumunan teman-temannya dan jadi orang yang anti-social. Karena sesungguhnya main handphone bisa mendekatkan yang jauh tetapi menjauhkan yang dekat.

Padahal kalau kita telaah lebih dalam, orang yang melakukan hobinya saat lagi nongkrong bareng temen-temennya atau saat lagi ngopi bareng gebetannya atau pacarnya mungkin kehilangan ketertarikannya dengan orang-orang yang ada di sekitarnya, bisa karena temen-temennya lagi ngeselin, gebetannya ga nyambung diajak ngobrol, atau pacarnya yang lagi ngebosenin. Tapi dibalik itu semua, ada juga orang-orang yang emang deep into the hobbies that much, so they just do it everywhere, everytime ga peduli ada orang lain di sebelahnya yang lagi nunggu digombalin dan diajak ngobrol.

So after all, i want to say that having hobbies is not a mistake. Bahkan mungkin setiap orang harus punya hobi, karena menurut gue fungsi hobi itu adalah peredam emosi dari semua hal yang kita dapat selama kita melakukan aktifitas sehari-hari di luar hobi tersebut Selain itu, beberapa orang yang gue kenal punya hobi yang bisa menghasilkan uang, jadi ga ada salahnya kalau kita punya hobi, yang penting KONTROL! Remember, we're social being.


Minggu, 13 September 2015

Crazy Little Thing Called Love

"My accidental happily
The way you smile and how you comfort me
I must admit you were not a part of my book
Buw now if you open it up and take a look
You're the beginning and the end of every chapter"

Ehem....mic check one two! Long time no see, fellas! Udah lumayan lama ga nulis blog terus mau bahas tentang kasmaran. Coba baca tulisan ini sambil dengerin Himalaya-nya Maliq & d'Essentials, Something About Us-nya Daft Punk, I'll Make Love To You-nya Boyz II Men, Antartika-nya Soulvibe, atau kesukaan gue sendiri adalah Never Knew I Needed-nya Ne-Yo  (you name it!).


Ah elah!

Ga banyak yang mau gue tulis disini cuma curhat-curhatan ga penting masalah kasmaran yang sering gue alami (kebanyakan yang rada bego gitu sih). Well, when i'm in love (atau let's say saat gue suka sama seseorang gitu), akan banyak hal bodoh yang lumayan sering terjadi, hal yang paling pasti terjadi adalah gue akan senyam-senyum sendiri hanya karena mengingat cara dia senyum, makan, atau bahkan cara dia mengikat tali sepatu! (imagine how stupid is that uuuwww), dan selanjutnya gue akan selalu relate something (or even everything!) to him, contohnya: ketika gue mendengar curhatan temen gue soal gebetan atau pacarnya, gue akan spontan merespon dengan "ih si dia (gebetan gue) juga gitu tau masa ya dia tuh bla bla bla" atau saat gue melihat sesuatu (apapun itu) gue bisa akan langsung teringat sang maha gebetan yang memenuhi hati dan pikiran tanpa kenal ampun, padahal juga ga bisa-bisa amat disangkut pautkan ke doi, pernah ga bisa tidur juga sangking kepikiran dia. Yang paling sering terjadi adalah every single time i listen to a love song i'll always remember him terus senyam-senyum bego sambil ngomong sendiri "duh liriknya pas banget deh buat dia". Pokonya, it's all about him! Eh terus jangan lupa juga, suka sering kaya flashback chat semalem atau dua hari lalu, atau bahkan waktu pertama kali mulai chat (eciyeeeeee).

Mungkin banyak banget orang yang bakal melakukan hal yang lebih gila dan bodoh daripada yang gue lakukan, tapi daripada kita galau-galauan kaya kebanyakan ABG Jakarta jaman sekarang, mending let's fall in love! Because you didn't mean to fall in love, you just did! Love is all around, xoxo.

P.S.: if you think of a name as you read this post, you're in love with him/her



"It might not be the right time
I might not be the right one
But there's something about us I've got to say,
Cause there's something between us anyway"


Senin, 17 Agustus 2015

Judgemental People

Dengan post ini gue tidak bermaksud untuk menggurui siapapun, it's just my brain failed me everytime and push me to write this post, so hope you guys enjoy!

Seperti judul post ini,  "Judgemental People". Disini gue mau ngebahas tentang judging people or labelling people, it's fun! Isn't it? But i want you to think again, banyak pasti dari kita yang suka ngomongin orang hanya dari apa yang kita liat. Gue juga suka gitu, but let me tell you something, ga semua orang yang lo cap dengan suatu label itu memang orangnya begitu (sama seperti label yang lo berikan).


Just don't!

I give you an example, banyak banget cewe-cewe sosialita yang gayanya (hampir) sama semua dari mulai gaya rambut, gaya berpakaian, gaya jalan, bahkan gaya fotonya. Ada juga cowo-cowo parlente yang rambutnya pake pomade sampe klimis banget, kemana mana bawa mobil (padahal mobil orang tuanya), dan yang gayanya (terlihat) sok. Pasti banyak yang berpikiran "ih apa sih lo??? pake duit orang tua aja bangga!" atau "ih norak banget deh baru ke club 'itu' aja pake check-in di path" dan masih banyak lagi sumpah serapah lainnya. BUT, kita gatau keseharian mereka gimana, apa yang mereka lakukan di rumah, di lingkungannya yang lain, kita hanya tau dan hanya liat mereka pada saat kita liat mereka atau yang lebih miris lagi kita cuma liat update mereka di sosmed. Ga ada yang tau kalo ternyata cewe sosialita yang update sosmed-nya selalu di club itu selalu ngasih sedekah buat orang-orang yang membutuhkan di pinggir jalan sana, atau cowo parlente yang kita cap selalu pake duit orang tuanya itu malah selalu ngebantu orang tuanya atau rela nganter nyokapnya kemana-mana. Every person always have two sided story in their life.

Gue termasuk orang yang lumayan banyak di-judge disana sini, sebab pastinya gue juga belum ngerti kenapa sampe sekarang. Baru-baru ini gue lumayan banyak menghadapi judgemental people. I'll take one example, when i tweeted a quote "Less Friends Less Bullshit", sungguh itu cuma kutipan yang gue ambil dari perkataan orang lain dan memang bukan diperuntukkan buat siapapun, but you guys know what? Dua orang dari temen gue ada yang sangat merasa kalau tweet itu buat mereka dan salah satu dari mereka menyindir gue lewat statusnya di twitter dan temen gue yang satu lagi malah sampe mengangkat topik tweet gue ini di grup line dan menyudutkan gue kalau itu buat mereka. Can you imagine how pissed i am?!! Oh please, just ask me first about anything you want to know about me or such! Don't judge if you don't know every single detail about something, take your time to ask that person or to take a research about that. Atau contoh lain yang lebih sederhana adalah temen-temen kantor yang bilang "Jane, lo suka dugem ya?" hanya karena gue suka denger lagu yang ber-genre EDM, dan saat gue baca novel mereka bilang "ah, orang kaya lo sok-sok baca buku" (mungkin karena gue orangnya terlalu enerjik sampe orang bakal heran kalo tiba-tiba gue diem dan baca buku), i was like "I love reading for sure, don't judge laaaah"

You can't judge people by the way they look! Look deeper and then judge as much as you want. Salam SUPER!

Sabtu, 08 Agustus 2015

Tips Jadi Detektif atau Agen CIA

First, i wanna say that this post is just for fun, no heart felling or an intention to teach someone to do inappropriate thing. Remember, this is just for fun! Happy reading


As i wrote on my earlier post about curiosity or kepo, gue mau coba share beberapa tips kalo mau ngepoin orang beserta contoh kasus yang gue alami. Hmmm gebetan, pacar, atau mantan sih lebih sering, dan mungkin yang mungkin dikepoin adalah pacarnya mantan lo sekarang atau pacarnya gebetan lo, bisa juga mantannya pacar lo, mantannya gebetan lo (duuuh). Let's start!




1. Mata yang jeli dan cepat

Banyak temen-temen gue yang mengakui kalau gue punya mata yang jeli dan cepat, gue bisa ngeliat nama yang ada di layar hp temen di sebelah gue dengan cepat dan akhirnya gue bisa tau temen gue itu lagi chat sama siapa (well, they called me CIA agent for that talent). Mata yang jeli dan cepat sangat amat berguna kalo lo mau kepoin orang dalam jarak dekat, dalam artian orangnya lagi di sebelah lo dan buka hp-nya (atau mungkin surat cinta dari orang lain). Mata yang jeli dan cepat bisa juga berguna buat liat bagian tubuh sang gebetan (kita bisa tau dia orangnya bersih atau ngga), atau pas dia buka tasnya, kita bisa liat barang-barang yang dibawa serta penyusunan barang-barang tersebut kalo perlu.


2. Ketika bertanya hindari pertanyaan yang terlalu menjurus

"Pancingan". Yang gue maksud dengan pancingan adalah lo harus bisa bermain kata-kata dengan orang yang lo kepoin atau dengan orang yang punya hubungan dekat sama orang yang lo kepoin. Contoh kasus yang pernah gue alami adalah gue mau tau tentang temen kerja gue yang agak dikucilkan di kantor, terus gue nanya ke temen kerja lainnya dengan cara "eh dia tuh emang diem gitu ya? ko kayanya agak aneh gitu sih" terus dijawab dengan "aneh gimana emang? dia emang gitu tuh bla bla bla" ujungnya gue tau 'ini-itu' tentang temen kerja yang gue kepoin tersebut. Yang mau gue sampaikan disini adalah jangan terlalu bertanya menjurus seperti "dia kenapa sih?" atau "dia tuh emang dijauhin ya?". Cobalah lo utarakan pendapat lo yang mungkin nyaris sama dengan pendapat orang yang akan lo tanya atau coba libatkan orang yang lo tanya tersebut. Kalau mau kepoin gebetan lo ke temennya misalnya, "eh tadi si anu tadi pergi sama lo juga ya?" daripada lo nanya "eh si anu pergi sama siapa aja tadi?" jadi kita membuat orang yang kita tanya ga berpikiran "ih kepo banget sih nih orang". Intinya lo harus bisa memilih kata-kata yang punya makna tersirat.


3. Jangan bosan untuk penasaran

Penasaran is the beginning of kepo-ish activity. Kalau penasaran jangan setengah-setengah, harus punya totalitas dan loyalitas yang tinggi, loyalitas waktu misalnya. Ada kasus temen gue yang sangat total, dia sampe bikin fake account cuma untuk kepo. Contoh kasus yang pernah gue alami adalah gue kepoin semua akun yang dimiliki oleh sang gebetan, terus gue akan menemukan akun temennya terus akun temennya lagi, terus akun (yang ternyata) mantannya terus gue akhirnya tau kalo mereka masih deket (</3), terus gue bisa tau dia suka lagu apa, kegiatan dia apa aja, bahkan gue tau mobil mantannya apa (sumpah bukan niat neror kok, ga sengaja tau doang). Dan kalo lo mungkin pernah atau akan bertindak seperti contoh kasus yang gue lakukan, artinya kita adalah orang-orang yang memenuhi syarat KEPO (Knowing Every Particular Object), trims :)


4. Jangan takut patah hati

As i told you in point 3, totalitas kepo gue berubah menjadi kepatah-hatian, ujungnya gue bete, galau, dan nangis ga jelas. Tapi setelah gue pikir-pikir ada baiknya juga ke-kepoan yang gue lakukan, gue jadi tau ternyata gebetan gue ga 'gimana gimana' banget gitu ke gue, dan jadinya bisa take an action kaya "yaudah deh gue 'rem' dulu dikit" atau gini "oh dia gitu ya, berarti gue bisa deket sama orang lain lagi kalo gitu". Intinya, harus siap patah hati and you have to set your mind in a positive way (maksudnya biar ga galau galau banget).


5. Hati-hati

Hati-hati disini artinya literally hati-hati, kalau mau kepo dan mengharuskan lo untuk membuka akun orang yang akan lo kepoin, lo harus hati-hati. Contohnya, kalo di instagram jangan sampe ke love, kalo di twitter jangan sampe ke retweet, kalo di path jangan sampe kepencet emoticonnya, dan lain sebagainya.

P.S.: kepo juga bisa bikin lo berwawasan luas loh, ya tapi bahan yang dikepoin harus yang agak lebih berbobot dari yang gue bahas disini


That's it tips kepo dari gue! Mungkin masih banyak tips-tips kepo di luar sana, but the tips of mine are based on my true story (jadi mungkin punya nilai plus).
Hope you guys enjoy! Inget ya jangan kepo-kepo banget, nanti galau ;)

Jumat, 07 Agustus 2015

Curiousness (kepo) Is It Good?

Kepo.....istilah ini adalah kepanjangan dari akronim Knowing Every Particular Object yang artinya sendiri adalah orang yang tau every single detail about something or someone. Kalo diartiin sih bagus ya, orang tersebut jadi mirip wikipedia atau google yang tau segalanya atau mungkin kaya detektif yang menjadikan segala sesuatu yang ga penting jadi penting buat barang bukti, tapi seiring perkembangan waktu kepo sendiri jadi artian orang yang pengen tau, contoh nih "ih gue kepo deh" means "ih gue pengen tau dong".



CIE KEPO! :P

Nuff said, mari kira ibaratkan kepo disini adalah keingintahuan yang sangat mengganggu hati dan pikiran. Kepo itu penting (terkadang). Buat apa? Buat yg lagi pdkt misalnya.....kita kepoin gebetan kita tuh sukanya apa sih, ga sukanya apa, terus dia lagi ngapain sekarang atau lagi ngerasain apa ya sekarang, atau yg lebih mendalam lagi misalnya "dia lagi deket sama siapa sih?" (uhuk!). Yang lebih berbobot lagi contohnya kepo Pak Jokowi suka makan apa sih atau harga minyak sekarang berapa ya? Kenapa bisa naik/turun? dan berbagai ke-kepoan lainnya, you name it. Dan seiring perkembangan jaman yang semakin canggih ini, media kepo jadi banyak banget dan jadi mudah banget, sosial media udah banyak yang menunjang kegiatan kepo sehari-hari. Ada twitter, instagram (hati-hati jangan sampe ke love), path (apalagi path udah ga ketauan kalo visit), ask.fm, dan sebagainya.

Tapi menurut pengalaman gue sendiri (which is i am a really kepo person), kepo itu menyakitkan (uuwww), karena sebagian besar hal-hal yang gue kepoin turns out to be something painful to know. Pernah ada contoh kasus di suatu hari yang indah, gue kepoin gebetan gue yang ternyata terlalu mudah dikepoin, dan hari yang indah itu jadi hari yang buruk karena gue patah hati mengetahui fakta kalau dia masih deket sama mantannya (insert some brokenhearted background song here), dan kejadian lainnya yang setipe. Tapi terkadang kepo gue ini punya manfaat bagi orang lain, misalnya temen gue yang tau kemampuan super detektif gue yang sangat bisa diandalkan minta tolong untuk cari tau pacarnya, gebetannya, atau mantannya lagi deket sama siapa atau selingkuh ga sih. Terus jadi gimana nih, kepo itu baik atau buruk sih?

Sekarang mari kita melihat dari sisi orang yg dikepoin, contoh kasus nih, gue punya temen yang bener bener kepo dan dia punya gebetan, dia kepo sampe tau nyokap itu cowo namanya siapa, kakaknya, ponakannya, dan masih banyak lagi yg dia tau. Terus gue mikir, "anjir kalo gue jadi cowo itu mungkin gue bakalan risih dan ngeri banget sih kalo sampe ada yang menyelidiki gue sampe segitunya" dan gue as a kepo person berpikir lagi, berarti apa yg gue lakukan (kepo) juga mungkin akan berdampak seperti itu kali ya ke orang yang gue kepoin.

And overall, what i'm trying to say is: don't be such a very kepo person like me lah....and for me the less you know (or care) the happier you will be. What's your opinion? (tapi gue tetep akan jadi orang kepo sih, yang mungkin agak sedikit beretika)

Introducing

HAI! (with a really high-pitched voice)

My name is Jane Herlin Geralda, i'm 22 years old by now. Really fussy until you can hear my voice in your head. I want to share what's in my random thought, mostly about something you can find in your daily life. Hope you guys like it....